Thursday, June 2, 2011

ES-EM-ES

Aku teringat kala itu aku mengatakan sesuatu.
“Kenapa sih orang-orang itu masih saja bisa ditipu?” kataku.
“Sudah jelas-jelas tidak pernah kirim undian berhadiah, masa dibilang dapat hadiah begitu saja percaya.” Lanjutku setengah emosi.
Aku mengcapkan kata-kata itu ketika salah seorang tetanggaku bilang ke kakakku mau pinjam uang buat membayar pajak karena dapat hadiah motor. Dia janji mau mengembalikan uangnya kalau motor sudah ada di tangan.
“Itu sms Cuma menipu, memangnya dia jelas-jelas mengirim undian berhadiah atau sms?” tanyaku pada kakakku.
“Katanya sih enggak…”
“ Ya sudah, coba deh jelasin ke dia mbak Ita, itu uang ga bakalan deh kembali.” Kataku lagi.
“aku ga bakalan percaya hal begituan. Ga masuk akallah, apalagi nyata-nyata ga pernah aku yang namanya kirim quiz, segala macam.” Astaghfirullahal adziim….aku kelepasan bicara waktu itu…. Aku benar-benar tak sadar atas ucapanku.Tak ada tersirat sedikitpun rasa ingin sombong. Tapi begitulah, kata-kata itu begitu saja meluncur dari mulutku.
Sebulan berlalu. Pagi itu aku aku dapat sms kalau aku dapat hadiah dari telkomsel. Kebetulan nomor hp yang kupakai nomornya keluaran telkomsel. Si pengirim sms gelap itu  menulis, kalau kita tak perlu mengeluarkan uang apapun. Terus dibawah pesan itu tertulis,TELKOMSEL.
Aku memang tidak percaya begitu saja sms itu. Tapi rasa penasaran terus menggelitikku. Akhirnya rasa penasaran itu mendorongku untuk menelpon nomor yang tertera di situ yang dia bilang sebagai nomor telkomsel pusat. Sebenarnya rasa penasaranku bukan karena iimg-iming hadiah itu. Tapi rasa iseng ingin tahu siapa dibalik scenario sms itu dan apa maunya dia sebenarnya?....
Aku coba hubungi nomor itu. Tapi,….setelah itu…aku benar-benar tidak menyadari apa yang tengah terjadi pada diriku. Aku terseret semakin dalam pada arus pembicaraan orang asing yang samasekali tak kutahu.
“Ibu, kami tidak memungut biaya sepeserpun, hati-hati dengan tipuan bu, masa dapat hadiah kok disuruh bayar dulu? Nanti kalau ada pihak kami yang meminta biaya tetek bengek segala, jangan ibu kasih. Ibu tinggal ambil hadiahnya dan menunjukkan tanda bukti diri”. katanya penuh simpati.Coba sekarang ibu ke ATM terdekat”, katanya lagi.
Aku seperti kerbau yang dicucuk hidung, mengikuti apa saja maunya. Herannya, biasanya aku kemana-mana bawa mobil sendiri, kali ini karena mobilku masuk bengkel, dia minta aku naik becak, aku ikuti saja maunya. Masih sempet-sempetnya orang di seberang itu bicara.
“ Ibu sama siapa?”
“ Sendiri” jawabku.
Padahal waktu itu aku bareng kakakku. Aku minta anter dia supaya kalau ada apa-apa dia bisa mengingatkaknku. Setelah itu, Orang tsb menuntunku melakukan transaksi. Tanpa sadar, mulutku, malah sengaja mengeja PIN ku satu-satu. Sesuatu yang tidak mungkin kulakukan, jika aku dalam keadaan waras. Betapa bodohnya aku! Aku masuk ke dalam perangkap mereka. Setelah aku melakukan transaksi semua sampai selesai…beres…kakakku tiba-tiba mengingatkanku. “ Coba kau cek isi rekeningmu lagi, “ ujarnya. “Jangan-jangan dia menipu.”
Aku coba balik lagi ke mesin ATM. Lalu….aku cek isi rekeningku. Astaghfirullah…..isi tabunganku Cuma disisakan 35 ribu rupiah????Tapi sampai detik itupun aku belum sadar juga apa yang ter jadi padaku.  Sepertinya aku terkena hipnotis. Kakakkulah yang menyadarkanku kalau uangku rahib, hilang. Uang sebanyak itu…. Kata dia melongo. Tapi aku malah tertawa. Tak ada tersirat sedikitpun kesedihan. Aku segera ke Bank tedekat untuk memblokir rekeningk, tapi..sudah terlambat. Jadi kututup saja sekalian.
Sesampai di rumah, ramai aku dikerumuni saudara-saudaraku. Malah ada yang nangis. Aku diam, terpekur. Astaghfirullahal adziim apa artinya semua ini? Terlintas ucapan-ucapanku yang baru sebulan aku ucapkan. Aku menyadari bahwasanya kita samasekali tidak boleh berkata sombong. Seolah kita telah terlepas dari suatu masalah yang nyata-nyata di otak kita tidak akan mungkin kita bisa terjebak. Tapi nyatanya???.... kalau Allah berkehendak…apapun bisa terjadi. Allah menegur kita, Allah mengingatkan kita bahwasanya setiap saat kita seharusnya memohon perlindungan-Nya. Karena tidak ada daya dan kekuatan kita yang lemah ini, kita hanyalah manusia biasa, kecil, tak berdaya tanpa kekuatan dari Allah aza wa jalla. Kekuatan itu hanya milik-Mu ya Allah. LAA KHAULA WALA KUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYIL ADZIIM”……..

Catatan : bentuk-bentuk penipuan via sms ini dulu pernah marak, mereka tidak hanya seorang saja tapi berkomplot. hati-hati. Bahkan ada yang bentuknya dengan menyuruh korban membeli kartu isi ulang/voucher sebanyak-banyaknya. Dan penipu-penipu itu mendompleng nama-nama yang tidak asing di telinga kita, misalnya "telkomsel", seperti pada kisah di atas.

No comments:

Post a Comment