Saturday, January 22, 2011

SANG MUROBI


      
              SANG MUROBI ITU……

Subhanallah, begitu istiqomahnya fulanah menggenggam erat tali aqidah yang senantiasa terjaga dari keburukan perilakunya. Kecerdasan yang dimilikinya, tak syak menjadi panutan orang, terutama teman-teman dekatnya. (setidaknya Itulah yang terlihat dari  kacamata sudut pandangku).
Awalnya, kita terdampar di sebuah pulau yang totalitas penduduknya berbeda bahasa dengan kita. Jarak yang sekian ribu kilometer by flight sudah menunjukkan perbedaan yang significant itu. (Sebenarnya lebih  pantas aku mengatakan bukan terdampar. yah….., karena pada dasarnya semua sudah tertulis di lauh mahfudz, baiklah kuralat saja, ditakdirkan). Di pulau inilah aku mengenal fulanah. Dengan back ground yang sama sehingga memudahkan komunikasi, tentunya.
Khazanah keilmuannya barangkali seluas samudra, yang fisically tampak dari minusnya kacamata yang tebal. Dan buku-buku tebal yang begitu lahap dibacanya. Bukan hanya ilmu agama, tapi ilmu-ilmu lain, diluar ilmu agama, apalagi ilmu yang  berhubungan dengan membawa  dan mempengaruhi massa,yang menelaah kepribadian orang,( tapi yang jelas bukan ilmu kejawen atau perdukunan J). Dan bahkan, berita terkini pun tak luput dari pantauannya. 24 jam tak lepas internet darinya (menurut pengkuannya).
Kami  hanya bergelintir mendiami pulau ini. Selebihnya orang berlalu lalang, tak kufahami bahasa yang mereka pakai. Adat dan cara berpakaianpun sangat berbeda dengan kita.
 Dari komunitas yang bergelintir inilah, atas inisiatif fulanah juga, akhirnya terbentuk  pertemuan yang inti  tujuannya  :  pendalaman  tentang Firman Rabb, dan sabda Rasul-Nya, Bagaimana menerapkan dalam kehidupan nyata, perilaku sunnah dan yang sejalan dengan Qur’an. Subhanallah.
Meski  hanya segelintir………..segelintir………..akan tetapi komunitas kita heterogen di sini. Dan pertemuan yang dibuat itu pada dasarnya untuk menjadikan  kita yang taat bertambah ketaatannya, dan yang belum taat menjadi taat, pada agama. “kita coba, kita hanya berusaha,  semoga cahaya Allah membuka pintu hati mereka “ kata fulanah.
Bagaikan bumi dan langit antara aku dan fulanah. Aku si lugu yang awam. Meski dari faktor U jelas  aku lebih ber ‘usia’ daripada beliau. Aku hanya bisa bantu sebisaku dalam menyampaikan karena belum cukup ilmu. Aku hanya tergerak oleh bunyi sebuah hadits “ sampaikanlah walau hanya satu ayat”.. ..
Kepiawaiannya dalam menyampaikan materi dakwah, akan membuat orang berdecak, seolah apa yang nampak di permukaan sudah balance antara ilmu dunya dan “the here after” nya. Beliau sedkit ‘zakelijk’ untuk tidak menghadiri acara-acara yang……menurutnya tak begitu bermanfaatlah, atau …… hanya untuk bersilaturahmi dengan seseorang yang beliau anggap tidak ada muatan keilmuannya, rasanya  hambur waktu saja.  Disinilah ujub mulai mengemuka. Dan satu hal yang tidak tercuri yakni seolah tidak ada yang melebihinya dalam hal keilmuan, sehingga beliau bebas mengatakan apa saja, kritik yang menyakitkan, underestimate, dan adakalanya penghinaan yang terang-terangan dalam status-statusnya. Begitulah orang pintar.
 Setinggi-tingginya ilmu masih ada yang lebih tinggi. Memang, kedudukan ilmu sangatlah tinggi dalam Islam  seperti  yang diriwayatkan Athabrani  :  “Sedikit ilmu lebih baik daripada ibadah. Cukup  bagi seseorang pengetahuan fiqihnya jika ia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik). Dan cukup bodoh jika seseorang merasa bangga  (ujub) dengan pendapatnya sendiri “. (HR. Athabrani). Akan tetapi bukankah Allah menyuruh kita untuk tetap tawadhu? Bahkan dalam peribahasa pun dikatakan  bahwa Padi,…semakin berisi, semakin merunduk…..
 Imam ghasali mengatakan pula bahwa ada sebagian orang yang merasa ujub atau kagum dengan kelebihan yang ada pada diri mereka. Mereka asyik menghiaskan diri di sudut lahir sehingga mengabaikan perkara yang lebih penting yaitu kebersihan batin serta hati. Ketika itu mereka melupakan musuh yang utama mereka yaitu syaitan. Lalu mereka berpakaian dengan menggunakan kain-kain yang halus diselimuti mutiara, perhiasan serta sutera, dan bermusyafir dengan menggunakan kendaraan yang mengagumkan. Mereka mendakwa semua ini dilakukan bertujuan utnuk memuliakan agama. Mereka masuk ke tempat para penguasa yang dzalim untuk memuji mereka dan mendapatkan kasih sayang mereka.
 Mereka ini sebenarnya adalah orang yang merusak agama dan bukan imam agama karena imam agama yang sebenarnya adalah yang mengutamakan kepentingan akhirat dan tidak terpedaya dengan kelezatan dunia. sebaliknya golongan yang merusak ini justru berpaling dari kehendak Allah dan menghadapkan dirinya dengan kenikmatan dan indahnya dunia.
Begitulah hari berganti, sekarang, aku tak melihat lagi murobi yang dulu sarat dengan keilmuannya.  Yang ada ? dunianya sekarang berhiaskan nyanyi-nyanyian, jika ada pertemuan atau acara beliau siap tampil, dan............astaghfirullah, dengan keilmuannya  dalam menarik massa, banyak pula akhirnya teman-temanku yang mengikuti langkahnya, hanya karena tidak mau dibilang “tidak gaul”. Yang tadinya sudah mau mengikuti langkahnya, dengan mengumpulkan hijab, untuk memakainya, tiba-tiba yang terjadi malah sebaliknya, di cat nya rambutnya warn-warni. Semua berusaha menampakkan diri masing-masing, bahwa mereka bisa mengikuti perkembangan jaman, bahwa dunia mereka adalah dunia pergaulan, kesana kemari berusaha mengikuti aktifitas.   berusaha menunjukkan Islam itu bisa mengikuti perkembangan jaman. Yang mereka bicarakan sudah tak lagi tentang keislaman, tapi tentang si A yang ulangtahun, tentang tas bermerk yang harganya sekian, sekian.....Sementara dapur berantakan, suami tak lagi merasakan lezat makanan terhidang. Inikah kemajuan wanita? Ataukah bencana? Wallahu Alam bisawwab.



***




1 comment:

  1. Pune - Casino & Resort | Mapyro
    Find 대전광역 출장샵 the best 남양주 출장안마 Pune (PTI) 구리 출장마사지 casino, hotel, spa, entertainment, entertainment, & 당진 출장안마 more in one place. Mapyro users can enjoy free casino slot 성남 출장마사지

    ReplyDelete